Nama
Wilujeng Fitri Alfiah yang kerap di panggil Wilujeng, sebuah nama yang
diberikan oleh kedua orang tuaku sebagai bentuk doa beliau. lahir dari keluarga
yang biasa-biasa saja, anak ke 2 dari 4 bersaudara. Ibu dan bapak hanyalah
seorang petani, yang menurut saya adalah petani luar biasa, orang yang paling
luar biasa yang pernah aku kenal selama ini. cita-cita atau harapan terbesar ku
saat ini adalah membelikan dan membuatkan rumah di jawa untuk kedua orang
tuaku, persembahan rumah yang saat ini aku belum tau kapan aku bisa mewujudkan
mimpiku tersebut. kenapa harus
membuatkan rumah di jawa, dulu ibu dan bapak tinyggal di jawa , keluarga kami
tinggal di desa yang dekat sekali dengan
alam, di desa yang rumayan jauh dari keramaian kota, di daerah ngawi jawa
timur. sejak kecil aku dibesarkan di desa tersebut. perjuanagan ibu dan bapak
yang luar biasalah yang dapat mengispirasiku hingga saat ini. dulu ibu dan
bapak hanyalah seorang petani biasa, di desaku yang notabennya petani musiman
yang mengandalkan hujan, mulai dari petani hingga menjadi pembuat arang pernah
kami lakukan. ketika tidak musim hujan ibu dan bapak bekerja sebagai seoranng
pembuat arang, yang harus mengayuh
ditinggal sepeda menuju hutan yang begitu luas untuk membuat arang agar
dapat memenuhi kebutuhan. aku pun juga terbisa dengan pekerjaan seperti itu.
bahkan aku pun pernah menjadi tukang sol sepatu untuk mengisi waktu luang
setelah membantu ke dua orangtuaku. sunggu semangat yang luar biasa yang ada
pada kedua orang tuaku agar bisa mensekolahkan semua anak-anaknya. karena ibu
dan bapak ingin semua anak-anaknya bisa merasakan pendidikan dan mengenyam
pendidikan tinggi, ibu dan bapak tak ingin anak-anaknya seperti beliau. ibu
yang tak pernah merasakan pendidikan, bapak yang hanya sampai kelas 5 SD. ibu
yang tak tau tulis dan baca yang sangat membuat motivasiku selalu ada ketika
aku sekolah. demi mensekolahkan anak-ananknya tersebut membuat ibu dan bapak
harus merelakan tanah, dan rumah di desa di jual untuk menutpi hutang dan
kebutuhan sehingga ibu dan bapak harus pergi merantau ke luar jawa agar tetap
bisa memenuhi kebutuhan yang ada.sejak kelas 3 SMP aku ditinggal ibu,bapak, dan
kedua adekku merantau ke kalimantan yang sampai sekarang beliau masih disana.
kakak yang saat itu masih duduk di salah satu universitas di luar kota, dan aku
yang tingggal sendirian didesa bersama tetangga-tetanggaku yang baik hati.
ketika mengijak SMA aku pergi
meninggalkan desaku dan ikut bersama kakak ku. kini aku merantau lebih jauh
lagi untuk mengenyam pendidikan di sebuah perguruan tinggi negeri di jawa timur
yaitu di ITS demi mewujudkan cita-cita
ku dan harapan orangtuaku. Karena memang di jawa sudah tidak ada tempat tinggal
hingga ibu dan bapak tak pernah pulang ke jawa, hingga aku harus menahan rasa
rindu kepada keluarga selama 2 tahun. harapanku dapat memberikan rumah untuk
kedua orang tuaku karena aku merasa ibu dan bapak harus meninggalkan jawa dan
adekku yang harus menerima fasilitas pendidikan yang biasa-biasa saja dan jauh
berbeda dengan fasilitas dijawa, hanya agar anak-anaknya bisa sekolah termasuk
agar aku bisa kuliah sehingga ada rasa bersalah pada diriku dan aku tak boleh
mengecewakan beliau.ketika berkunjung ke kalimantan stelah memendam rindu selama
2 tahun kemarin aku sempat ngobrol dengan ibu dan bapak dengan canda tawa,
tersirat sebuah keinginan pada kedua orang tuaku untuk kembali ke jawa, tinggal
dijawa kembali, sungguh ketika itu hatiku tersentuh ditambah kata-kata adekku
yang masih duduk di kelas 2 sd juga berkata kepada ku " mbak nanti kalau
aku kelas 4 dan hutang-hutang bapak sudah lunas , aku pindah ke jawa ya, ikut
mbak sekolah di surabaya, dan nanti ajak aku main ke pantai dan ke bali
ya" sungguh kata-kata anak kecil yang tak pernah aku sanggka ternyata
adekku pun rindu dengan pulau jawa. kalimantan yang tentu beda dengan pulau
jawa, keluargaku tinggal di pedalaman yang jauh dari mana-mana, bahkan sinyal
hp pun sulit dan tak ada tempat wisata sehinga adekku ingin sekali main ke pantai.
selama ini aku yang tinggal di jawa yang dapat menikmati fasilitas kampus yang
begitu lengkap dan dekat dengan apa-apa. membuat ku untuk harus dapat
mempersembahkan rumah agar kedua ornag tuaku dapat mewujudkan keinginan kedua
orang tuaku dan adekku. entah meimpi ini kapan bisa terwujud aku juga tidak
tahu, karena harga rumah+ tahan itu tidaklah murah sedangkan saat in aku kuliah
hanya mengandalkan uang beasiswa namun semua itu tak menutup mimpi-mimpiku
untuk membuatkan rumah untuk kedua orangtuaku. aku yakin suatu saat aku bisa
mewujudkan semua itu, hingga saat ini mimpi terbesarku selama menjadi mahasiswa
adalah mempersembahkan rumah untuk kedua orangtuaku dan membuat adek-adekku
menikmati fasilitas pendidikan di jawa. Selain itu 2 tahun lagi aku wisuda namun
ketika itu sempat tersirat kata-kata kedua orang tuaku yang mungkin tak bisa
hadir di wisudaku, aku tahu itu semua mungkin karena uang yang tidak mencukupi
dan mungkin dalam benak ibu dan bapak juga bingung tak ada rumah lagi di jawa,
namun aku tahu sebenarnya ibu dan bapak ingin sekali bisa datang. seperti saat
itu ketika wisuda kakak ku yang pada akhirnya ibu dan bapak tak bisa hadir
hinga hanya diriku yang menemani wisuda kakak ku. ini lah aku, dan dengan
harapanku, berjalan selangkah demi selangkah menyusuri jalanan kampus setiap
hari untuk menemukan sehelai demi sehelai kata agar terangkai menjadi sebuah
kalimat yang mengandung sejuta pengetahuan untuk bekal ku nanti dan untuk
mewujudkan citaku dan harapan kedua orang tuaku. mungkin aku tak begitu bisa
mengungkapkan isi hati ku dengan dalam, namun hanya satu yang aku harapkan saat
ini dapat mempersembahkan rumah untuk kedua orang tuaku dan untuk adek-adekku
agar mereka bisa sekolah di jawa kembali.
harapan, doa, usaha yang akan membuat semua ini bisa terwujud.
0 komentar: on "The Best Motivation in The World “Ibu dan Bapak ku”"
Posting Komentar